Tuhan di Mata Sai Baba

“Ya, Aku Tuhan dan kalian juga Tuhan. Perbedaanya antara Aku dan kalian dimana Aku menyadarinya, sedangkan kalian tidak”.

Tidak akan pernah habis cerita sang guru Sai Baba. Ia banyak membawa inspirasi bagi kedamaian dunia.
Menurut situs resmi mereka, ajaran Sathya Sai Baba, guru spiritual yang dianggap oleh pemujanya sebagai manusia setengah dewa terdiri dari lima nilai-nilai kemanusiaan yang mana para pengikutnya biasa menyebutnya dengan “Panca Pilar”, antara lain:

• Cinta Kasih:
kepedulian, kasih sayang, memaafkan, antusiasme, pengabdian.

• Kedamaian:
kepuasan, kerendahan hati, kesabaran, kepercayaan diri, menghargai diri sendiri.

• Kebenaran:
kejujuran, integritas, optimisme.

• Tanpa Kekerasan:
kelembutan, pertimbangan, kerjasama, kesetaraan antar manusia, menghormati budaya.

• Perilaku yang benar:
rasa syukur, ketekunan, tekad, tanggung jawab, pengorbanan, keberanian, kewajiban, dan etika.

Ajaran mereka juga menekankan pada persaudaraan antar umat manusia dan Keesaan Tuhan. Dalam buku Sathya Sai Speaks, Sathya Sai Baba mengatakan:

“Hanya ada satu Tuhan, Ia yang berada dimana-mana

Hanya ada satu Agama, Agama Cinta Kasih

Hanya ada satu Kasta, Kasta Kemanusiaan

Hanya ada satu Bahasa, Bahasa Hati”

Menurut pendapat Prof. Zeba Bashiruddin yang meneliti perkembangan ajaran Sathya Sai Baba di India dan menulis tesis berjudul “Sai Baba and Sufism“, dalam tesisnya ia menulis:
“Seperti apa yang tertulis dalam ayat Alqur’an, Mereka mencintainya dan ia mencintai mereka, Esensi ajaran Sai Baba sejalan dengan aliran Sufisme”
(Discourse-11.10.1998.) Dalam Islam ajaran itu disebut Sufisme..

Demikian kisah Sai Baba manusia setengah dewa yang amat mempengaruhi opini religi masyarakat India dan dunia. Sai Baba seperti dilahirkan khusus untuk menjalankan misi-misi kebaikannya.
Berbicara mengenai misi, Sathya Sai Baba mendeklarasikan bahwa :
Aku datang bukan untuk mengganggu atau menghancurkan keyakinan apapun, tetapi untuk menguatkan keyakinan mereka, sehingga seorang Kristen menjadi seorang Kristen yang lebih baik, seorang Muslim menjadi seorang Muslim yang lebih baik, seorang Hindu menjadi seorang Hindu yang lebih baik dan seorang Buddhis menjadi seorang Buddhis yang lebih baik.
Suatu hari pada tanggal 9 juni 1974 Sathya Sai Baba pernah berwacana kepada pengikutnya di Brindavan tentang makna dari namanya. Sathya Sai Baba mengatakan: “Sa berarti ‘Tuhan’, Ai atau Ayi berarti ‘Ibu’ dan Baba berarti Bapa. Nama tersebut menunjukkan Ibu dan Bapa Ilahi, sama seperti Saambasiva, yang juga berarti Ibu dan Bapa Ilahi”
Suatu hari ada seseorang bertanya kepada Sathya Sai Baba; apakah kamu Tuhan? Sathya Sai Baba menjawab; “Ya, Aku Tuhan dan kalian juga Tuhan. Perbedaanya antara Aku dan kalian dimana Aku menyadarinya, sedangkan kalian tidak”.
Kini Sai Baba memang telah tiada, namun semangat hidup dan kedermaannya seperti menjadi lampu ilahi bagi dunia yang semakin keriput oleh punahnya peradaban semesta, yang terus menggerogoti kesehatan jiwa dunia. Sai Baba
meninggal dunia pada hari Minggu, 24 April 2011, di Rumah Sakit Puttaparthi, negara bagian Andra Pradesh, India. Sai Baba dirawat di rumah sakit tersebut sejak sebulan sebelumnya, dan meninggal karena kegagalan beberapa organ tubuhnya, seperti dilaporkan Reuters.
Seperti yang terus menerus ia nyatakan selama hidupnya, Sathya Sai Baba selalu mengatakan pada para pengikutnya bahwa ia datang untuk membimbing umat manusia menegakkan nilai-nilai universal semua agama yaitu Sathya (Kebenaran), Dharma (Tindakan yang Benar), Shanti (Kedamaian), Prema (Cinta Kasih), dan Ahimsa (Tanpa Kekerasan).


Leave a comment